11 April 2017, 15:18 WIB
Last Updated 2021-07-10T11:03:02Z
Headlineperistiwa

Seminggu Sebelum Keluarganya Dibunuh, Riyanto Kerap Gendong Kinara

Advertisement
Kinara balita usia 4 tahun, kini hidup sebatang kara setelah kedua orangtuanya dan saudaranya juga neneknya dibantai pembunuh yang belum diketahui identitasnya. (Foto: Ist)
MEJAHIJAU.NET, Jakarta - Satu minggu keluarganya dibunuh, Riyanto menunjukan perilaku yang tidak biasa yaitu selalu menggendong anaknya yang bungsu, Kinara, 4, bahkan juga mengajaknya pergi ke pengajian.

Mungkin itu firasat, kata Yanto, salah seorang tetangga Riyanto. 

"Mungkin itu firasat bahwa dia (Riyanto) akan pergi, dan yang selamat dari peristiwa pembunuhan itu, kan hanyalah Kinara," kata Yanto pelan, nampaknya belum habis juga kesedihanya mengenang nasib yang menimpa tetangganya itu.

Seperti diketahui, Riyanto, 40, dan istrinya Sri Aryani, 35, dan juga dua anaknya Naya, 13, dan Galang, 8, serta mertua Riyanto, Sumarni, 60, ditemukan warga tewas mengenaskan di rumahnya di Jalan Kayu Putih, Gang Benteng, Mabar, Medan Deli, Minggu 9 April 2017.

Namun warga menemukan bungsu dalam keluarga itu, Kinara, 4, masih hidup bersembunyi di kolong tempat tidur. Meski begitu ada luka lebam pada mata kiri balita tersebut dan juga ada luka di bagian kepalanya.


Firasat

"Pantas, seminggu belakangan ini mas Riyanto selalu saja menggendong anaknya, sedang makan di gendong, pergi ke luar digendong, bahkan ke pengajian anak bungsunya itu diajak dan digendong, seakan-akan dia tahu bahwa dia akan pergi dan meninggalkan si bungsunya sendirian selamanya. Kasihan anak itu," kata Yanto, mencoba menahan kesedihanya.

Riyanto adalah tetangga yang baik, pendiam tidak banyak bicara, istrinya pun demikian, kata Yanto. Keduanya suka aktif dalam kegiatan lingkungan, tambah Kepala Lingkungan XI Budiono.

Yanto menceritakan, empat hari sebelum meninggal ada kegiatan pengajian di lingkunganya. Pada malam itu, Riyanto datang, tetapi dia juga membawa anaknya yang bungsu.

"Itu tidak biasa, dan kalau pengajian tidak ada yang bawa anak, tapi malam itu Riyanto membawanya, Riyanto menggendongnya seakan-akan tidak mau lepas dengan anak bungsunya itu," tutur Riyanto.

Kasus pembunuhan satu keluarga itu diketahui warga pada hari Minggu sekitar pukul 09.00 pagi. Waktu itu Nek Serimpi memanggil-manggil Riyanto agar mematikan lampu teras yang masih menyala, tetapi tidak ada sahutan, maka Serimpi pun masuk ke teras rumah, dan karena pintu depan tertutup dan pintu samping dalam keadaan terbuka, Serimpi masuk melalui pintu samping.

Tetapi alangkah terkejutnya Serimpi, dia melihat darah berceceran dimana-mana di dalam rumah, dan ada mayat tergeletak. Serimpi pun terguncang dan segera keluar dan berteriak histeris, ada yang dibunuh, ada yang dibunuh.

Warga yang segera berdatangan menemukan Riyanto tergeletak di dapur dengan leher tergorok, Sri Aryani dan kedua anaknya tewas di tempat tidur dan juga dengan leher tergorok, sedangkan mertua Riyanto tergeletak di depan pintu kamar juga tewas dengan cara yang sama.

Tetapi tidak lama kemudian warga mendengar tangisan dari kolong tempat tidur, dan warga menemukan Kinara dalam keadaaan hidup. Seketika warga di Mabar geger atas peristiwa pembunuhan satu keluarga tersebut.

Kinara segera dilarikan ke rumah sakit, dan kini mendapat perawatan intensif dan pengawalan ketat di RS Bhayangkara Medan. Luka di matanya mulai membaik, dan kondisinya juga mulai stabil, jelas pihak rumah sakit. Namun pihak dokter merasa perlu melakukan pendampingan mengingat trauma yang harus ditanggung balita tersebut  pascapembunuhan para anggota keluarganya.

Penjagaan ketat atas Kinara dilakukan pihak kepolisian, mengingat Kinara adalah satu-satunya saksi hidup yang mengetahui peristiwa pembunuhan tersebut.

Terlebih Kirana mengetahui siapa yang datang pada Sabtu (8/4) malam ke rumah orangtuanya. Memang ada orang yang datang bertamu pada malam hari sekitar pukul 23.30, kata Aisah, tetangga korban. 

"Tamu tersebut datang dengan berjalan kaki," kata Aisah kepada petugas. 

Dan Aisah juga mengaku sempat mendengar Riyanto mengatakan, 'mengapa datang tidak telepon dulu'. Aisah tidak curiga lalu masuk ke rumah, karena tetangganya itu juga biasa menerma tamu pada waktu malam.

Selang satu jam, kata Aisah, dia mendengar suara sepeda motor metik di depan rumah Riyanto dan kemudian pergi. Dan hasil olah TKP, memang sepeda motor korban hilang, dan diduga pelaku pergi dan kabur menggunakan sepeda motor tersebut. 

Lalu siapa sebenarnya tamu yang datang malam-malam tersebut?? 

Kinara mengatakan, 'teman ayah datang malem-malem'


.tn