Advertisement
MEJAHIJAU.NET, Jakarta - Sebanyak 387 orang meninggal dunia, dan 387.067 mengungsi, serta sekitar 67.875 bangunan rumah rusak akibat gempa Lombok yang terjadi beberapa waktu lalu.
Gempa Lombok terjadi ratusan kali berupa gempa utama dan gempa susulan.
Gempa utama terjadi sebanyak tiga kali yakni, yang pertama berkekuatan 6,4 SR terjadi pada Minggu, 29 Juli 2018, dan yang kedua atau gempa yang terbesar 7 SR terjadi pada Minggu, 5 Agustus, dan terakhir 6,2 skala richter terjadi pada Kamis, 9 Agustus.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo melalui pesan tertulis yang diterima , Sabtu, 11 Agustus 2018) mengatakan korban jiwa kemungkinan masih bisa bertambah, kareba belum terdata dan belum dilaporkan.
Sutopo menjelaskan, korban meninggal dunia tersebar di Kabupaten Lombok Utara (334 orang), Kabupaten Lombok Barat (30 orang), Kabupaten Lombok Timur (10 orang), Kota Mataram (sembilan orang), Kabupaten Lombok Tengah (dua orang) dan Kota Denpasar (dua orang).
Sementara itu, korban luka-luka tercatat 13.688 orang. Pengungsi tercatat 387.067 jiwa tersebar di ribuan titik.
Ratusan ribu jiwa pengungsi tersebut tersebar di Lombok Utara (198.846 orang), Kota Mataram (20.343 orang), Lombok Barat (91.372 orang) dan Lombok Timur (76.506 orang).
Selain korban jiwa, gempa Lombok juga mengakibatkan kerusakan yang luas dan berat atas ribuan bangunan.
Kerusakan Bangunan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Minggu, 12 Agustus 2018 merilis data terbaru tentang jumlah kerusakan bangunan akibat gempa Lombok.
Data yang masih bersifat sementara ini menyebut, gempa telah merusakan sebanyak 67.875 unit rumah di NTB.
Namun, data tersrbut belum memuat detail kategori kerusakan, apakah rusak berat, sedang dan ringan.
Selain itu, gemla juga telah merusak 606 gedung sekolah. Sekitar 3.051 ruang kelas di ratusan sekolah itu mengalami kerusakan, 1.460 di antaranya rusak berat.
“Untuk menyelenggarakan sekolah darurat diperlukan 319 unit tenda, dimana 21 tenda sudah terpasang dan masih kekurangan 298 unit tenda,” kata Sutopo.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), lanjut Sutopo, sudah mendata kerusakan sarana pendidikan sekaligus mengampanyekan gerakan kembali ke sekolah bagi pelajar di NTB.
Untuk memulihkan kerusakan sarana belajar-mengajar akibat gempa Lombok, Kemendikbud berencana mengucurkan dana Rp229,24 miliar.
Kerusakan juga terjadi pada bangunan sarana umum. BNPB mencatat terdapat 6 jembatan, 3 rumah sakit, 10 puskesmas, 15 masjid, 50 unit mushola dan 20 unit perkantoran mengalami kerusakan.
.tn