Advertisement
Ciamis mejahijau.net Dampak musim kemarau membuat hamparan lahan persawahan seluas 120 hektare di Desa Pasirlawang Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis Jawa Barat (Jabar) berpotensi gagal panen
Menurut Ketua Kelompok Tani Desa Pasirlawang, Fatah Riyadi Masa Tanam ( MT) tahun ini ada kenaikan biaya pompanisasi. Pasalnya ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Dulu biayanya Rp70 ribu per 100 ubin. Kini, Rp80 ribu per 100 ubin,” katanya.
Fatah mengaku, sebelumnya ada wacana akan ada bantuan dari pemerintah dengan program irigasi tanah dangkal namun tiba-tiba gagal.
“Dulu sudah buat proposal pengajuan dua titik tapi katanya gagal,” ungkapnya.
Menurutnya dengan adanya program tersebut minimal bisa meringankan beban para petani agar bisa merasakan panen raya seperti di wilayah lain.
Bukan hanya itu, para petani di desa Pasirlawang juga mengalami kesulitan pupuk bersubsidi akibat adanya pemangkasan yang dilakukan pemerintah.
“Dari 600 ubin hanya dapat padi sekitar 3 kwintal, belum dengan biaya pupuk dan perawatan lainya,” ucapnya.
Hal tersebut ditanggapi Kepala Desa Pasirlawang, Yanto ,dengan kondisi seperti ini para petani di wilayahnya banyak yang gagal panen, kalau pun panen tidak maksimal
"Kami minta pemerintah janganm memangkas untuk fasilitas pertanian tolong dipermudah,” ucapannya
Kondisi tersebut membuat para petani Desa Pasirlawang harus mengeluarkan biaya pompanisai sekitar Rp30 juta per Musim Tanam (MT).
“Terlebih lokasi pesawahan tadah hujan lebih sengsara. Kalau dihitung modal pasti rugi,” ungkapnya
Padahal, kata dia, menurut informasi kualitas padi yang paling bagus yaitu dari Pasirlawang.
“Cuma yang jadi kendala lahan pertaniannya kekurangan air,” pungkasnya DU