20 September 2024, 18:37 WIB
Last Updated 2024-09-20T11:37:32Z
Opini

Tidak Semua Wartawan Pragmatis Dan Idealist

Advertisement

 


Oleh : Anton Sunanton

Jurnalist Kab Kuningan

BEGITU sangat membanggakan diera jaman teknologi canggih ditambah jaman digitalisasi propesi wartawan sangat diminati oleh sebagian masyarakat yang tentunya ingin mengembangkan bakat dengan skill mampu menulis dan merangkai kalimat sehingga terbentuklah sebuah karya tulis yang bermakna.

Seorang wartawan atau penulis yang handal tentunya wajib memiliki perbendaharaan kata dalam memori pemikirannya, apabila semuanya sudah ada baik dalam memori pemikirannya ditambah wawasan yang luas insya alloh tulisan seorang wartawan enak dan bisa dipahami oleh publik pembaca yang heterogen (bermacam perbedaan) dari berbagai status sosial.

Dari mulai jaman orde baru, orde reformasi sampai saat ini propesi wartawan selalu dianggap pragmatis (berharap mendapat materi) oleh kalangan pejabat dan narasumber dari berbagai elemen, siapa sih yang tidak butuh materi ? toh ... wartawan juga insan manusia biasa, untuk sementara para pejabat dengan narasumber hilangkan dulu sikap pragmatis ketika dikunjungi wartawan yang hendak melakukan konfirmasi, hadapi dengan sikap familiar agar terjalin interaksi komunikasi sehingga terbentuklah menjalin dalam merajut kepentingan masing - masing.

Kemudian yang berikutnya tentang idealist jurnalistik, banyak juga dibumi nusantara wartawan yang idealist contohnya si wartawan dalam menulis berita isi materinya tajam sehingga berita tersebut disikapi oleh publik pembaca berbobot dan bisa memberikan kontrol agar para pejabat memahami dan minimal adanya perbaikan dalam kinerja.

Terkait adanya idealist dan non idealist itu tergantung pribadi masing - masing, mengapa ? disini wartawan harus punya nyali besar dalam mengahadapi resiko dari dampak yang diberitakan, sedangkan yang non idealist kaitannya dengan kebijakan dan kearifan lokal dimuat atau tidaknya sebuah berita yang memiliki nilai dan berdampak bagi semuanya. ***