Advertisement
Ilustrasi |
KUNINGAN, MH
Tingkat korupsi ditubuh sejumlah pengelola pendidikan non formal seperti PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang menyelenggarakan paket B (setara SMP) berikut paket C (setara SMA) perlahan tapi pasti kebobrokannya mulai terbongkar berkat dibocorkan oleh salah seorang pengelola PKBM bernama Melati bukan nama aslinya.
Melati dengan sengaja memberi data sejumlah oknum pengelola PKBM yang memfiktifkan data peserta didik kedalam dafa dapodik, yang semula data siswa minim difiktifkan dengan jumlah siswa yang besar sehingga dari data fiktif tersebut sejumlah PKBM mendapat dana BOS ratusan juta rupiah, korupsi yang dilakukan oleh sejumlah pengelola PKBM sudah berjalan belasan tahun.
Melati bukan hanya membocorkan sejumlah pengelola PKBM yang melakukan data fiktif ia juga membocorkan dugaan pemotongan yang dilakukan oleh sejumlah pegawai PNFI Disdikbud Kab Kuningan, si Melati membocorkan dugaan adanya korupsi disejumlah PKBM dan oknum pegawai PNFI disdikbud mengirim datanya kepada salah seorang wartawan melalui chat dan ia juga datang ke salah seorang wartawan dengan tujuan agar infonya lebih maksimal diterima.
Melati ketika dikunjungi oleh sejumlah awak media ditempat ia bekerja, yang bersangkutan menangis sedih, menurut pengakuannya ia diperas oleh sejumlah oknum wartawan dengan jumlah belasan juta rupiah, "dampak diperas oleh sejumlah oknum wartawan akhirnya saya punya hutang ke bank begitu besar, tiap bulan harus nyicil yang nilainya besar" ujar Melati sambil menangis sesegukan beberapa waktu lalu.
Menurut Suhada penduduk Kecamatan Luragung, Kab Kuningan apabila para pengelola PKBM yang ada di Kab Kuningan tidak ingin didatangi oleh wartawan gadungan atau wartawan yang resmi, diharapkan jangan berbuat korupsi dengan memfiktifkan data siswa ke dapodik dengan berharap mendapat dana BOS yang begitu melambung.
"Saya sebagai pengamat pendidikan, akan melaporkan kasus ini ke Polda dan Kejari Jawa Barat, karena ini sudah keterlaluan" ungkap Suhada dengan tegas. (Anton) ***