Advertisement
Senada dengan Arif, Yanto, seorang pengamat lingkungan, menilai bahwa regulasi tata kelola sampah di Kota Banjar masih menjadi kendala besar. Menurutnya, kebijakan yang sering berubah-ubah justru menghambat penyelesaian masalah ini. Ia berharap pemerintah bersikap lebih terbuka dan berkomitmen untuk menyediakan panduan yang jelas bagi semua pihak terkait.
“Plastik sebenarnya bukan momok menakutkan. Kita perlu mengubah cara pandang dan fokus pada pengelolaan yang benar. Pemulung sudah memberikan contoh nyata bagaimana plastik bisa menjadi sumber penghidupan sekaligus solusi,” tegas Yanto.
Lebih jauh, kolaborasi solid antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dinilai krusial. Dunia usaha diharapkan berkontribusi aktif, misalnya dengan mengembangkan teknologi inovatif untuk daur ulang atau mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Kini saatnya semua pihak bergerak bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan,” pungkas Yanto.
Masalah sampah di Kota Banjar menunjukkan bahwa tanpa sinergi yang nyata, tantangan ini akan terus berlanjut. Dengan kerja sama yang baik, solusi efektif untuk mengelola sampah secara berkelanjutan bukanlah hal yang mustahil.(Tito)