Advertisement
Banjar, Mejahijau.Net – Jembatan Viaduk yang dulu menjadi salah satu lokasi favorit warga Banjar dan sekitarnya untuk ngabuburit kini terlihat sepi. Padahal, di bulan Ramadan sebelumnya, jembatan ini selalu ramai oleh warga yang menunggu waktu magrib sambil menikmati suasana khas, termasuk mendengar bunyi "ci Kuong" atau suara kereta yang melintas.
"Dulu kalau waktu magrib tiba selalu ditandai dengan bunyi kuong kereta," ujar Yayan (56), warga Buntu, mengenang masa lalu. Namun, menurutnya, tradisi itu kini mulai ditinggalkan.
Perubahan ini diduga terjadi karena kemunculan berbagai pasar takjil di beberapa titik kota Banjar. Salah satunya adalah Pasar Takjil di Jalan Kantor Pos dan di kawasan GBI (Gedung Banjar Idaman) Keberadaan pasar-pasar ini menarik perhatian warga, yang kini lebih memilih berburu makanan berbuka dibanding duduk di Jembatan Viaduk seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Banjar sudah berubah. Sekarang banyak orang lebih memilih berkumpul di pasar takjil," tambah Yayan.
Fenomena ini mencerminkan perubahan kebiasaan masyarakat dalam menyambut waktu berbuka. Jika dulu ngabuburit identik dengan menikmati suasana kota dan menunggu azan magrib di tempat terbuka seperti jembatan, kini tradisi itu mulai bergeser ke pusat-pusat kuliner Ramadan.
Meski begitu, Jembatan Viaduk tetap menyimpan cerita bagi mereka yang pernah merasakan atmosfer ngabuburit di masa lalu. Suasana nostalgia yang dulu kental dengan suara kereta dan keramaian kini perlahan memudar, tergantikan oleh dinamika baru yang lebih modern. (Ts)