Tito Santiko
24 April 2025, 14:27 WIB
Last Updated 2025-04-24T12:27:07Z

Banjar Masagi, Ketika Masyarakat Jadi Kunci Keberhasilan Pembangunan Kota Banjar

Advertisement

 


Banjar , Mejahijau.Net – Pemerintah Kota Banjar terus mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjalankan program “Banjar Masagi” yang memiliki visi membangun kota yang maju, adil, sejahtera, agamis, dan inovatif. Hal ini ditegaskan oleh DR Aan Alamsyah, salah satu Tokoh yang aktif mengawal implementasi program tersebut di lapangan.

Menurut Aan , partisipasi masyarakat adalah kunci strategis untuk memastikan program berjalan efektif dan berkelanjutan. “Masyarakat bukan hanya objek, tetapi juga subjek utama dari perubahan. Mereka punya peran penting dalam menggerakkan dan menjaga keberlanjutan program Banjar Masagi,” jelasnya.

Keterlibatan masyarakat terlihat dalam berbagai bentuk. Mulai dari ikut menyosialisasikan program, terlibat dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi lokal, mendukung kegiatan keagamaan dan budaya, hingga aktif dalam pendidikan dan kesehatan anak-anak. Lebih jauh, masyarakat juga didorong untuk memberikan masukan serta mengawasi jalannya program demi transparansi dan akuntabilitas.

Program ini juga membuka ruang inisiatif dari bawah. Warga bisa menyampaikan gagasan yang sesuai dengan kebutuhan lokal. “Dengan begitu, program tidak bersifat top-down semata, tetapi juga responsif terhadap kondisi dan potensi wilayah masing-masing,” tambah Aan.


Selain itu, rasa kepemilikan masyarakat terhadap program Banjar Masagi menjadi faktor penting yang mendorong keberlanjutan. Masyarakat didorong untuk ikut menyumbangkan sumber daya lokal—baik tenaga, ide, maupun materi—dalam membangun kota secara bersama-sama.

Kontribusi masyarakat juga nyata dalam upaya menjaga lingkungan, mematuhi tata ruang kota, dan mendukung pertumbuhan UMKM serta ekonomi kreatif. Semua ini menunjukkan bahwa kemajuan Kota Banjar tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah, tetapi perlu didorong lewat sinergi erat dengan masyarakat.

“Banjar Masagi bukan sekadar program, tapi gerakan kolektif membangun kota yang lebih manusiawi dan berdaya,” tutup Aan (Tito)