Advertisement
BANJAR, Mejahijau.net– SMAN 2 Banjar akhirnya angkat bicara terkait kasus dugaan kekerasan psikis dan perundungan (bullying) yang menyeret nama sekolahnya. Isu ini mencuat usai kematian tragis seorang siswa berinisial R (17), yang diduga mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Sungai Citanduy.
Tragedi ini sempat mengguncang masyarakat Banjar dan viral di media sosial. Sejumlah spekulasi pun bermunculan, termasuk dugaan keterlibatan seorang pria berinisial A yang disebut-sebut sebagai pelaku kekerasan psikis terhadap R.
Namun, pihak sekolah menegaskan bahwa A bukanlah bagian dari tenaga pendidik di SMAN 2 Banjar.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Sugeng Joniarto, melalui stap pendidik Dani saat dihubungi lewat Waht Up nya kepada Mejahijau.net Jum'at (12/42025) menyampaikan klarifikasi ,Ia menjelaskan bahwa A hanya hadir di lingkungan sekolah dalam kapasitasnya sebagai juri pada acara pemilihan Mojang Jajaka yang digelar oleh sekolah.
“Perlu kami tegaskan, A bukan guru ataupun staf di sekolah kami. Kehadirannya murni sebagai juri dalam kegiatan pemilihan Mojang Jajaka. Kegiatan ini diikuti oleh R sebagai salah satu peserta,” ujar Dani.
Dani juga meminta semua pihak untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Ia menekankan bahwa pihak sekolah sangat berduka atas peristiwa ini dan turut berbelasungkawa atas kehilangan R.
“Kami sangat kehilangan dan turut berduka atas kejadian ini. Tapi kami juga berharap masyarakat tidak langsung mengambil kesimpulan atau menyebarkan isu yang belum jelas kebenarannya,” tambahnya.
Pihak sekolah menyatakan siap bekerja sama dengan pihak berwenang dalam proses penyelidikan lebih lanjut. Hingga kini, aparat kepolisian masih mendalami motif di balik aksi nekat R.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kepedulian bersama terhadap kesehatan mental remaja dan perlunya sistem perlindungan yang lebih kuat di lingkungan pendidikan. (Tito)