Advertisement
Banjar , Mejahijau.Net – Harapan warga terhadap Program Kawasan Minim Sampah Mandiri (KAMISAMA) yang digagas untuk mengelola sampah secara mandiri di TPS KAMISAMA, Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, kini berubah menjadi kekecewaan mendalam.
Alih-alih menjadi solusi pengurangan sampah, pusat pengelolaan sampah tersebut justru memicu keresahan masyarakat. Tumpukan sampah semakin menjamur di berbagai sudut wilayah, bahkan hingga ke gang-gang sempit permukiman warga. Kondisi ini menimbulkan bau menyengat dan membuat lingkungan menjadi kotor serta jauh dari kesan asri.
“Sampahnya makin banyak, bukannya berkurang. Baunya menusuk hidung, apalagi kalau hujan, airnya sampai meluber ke jalan,” ujar Kosim salah satu warga yang tinggal tak jauh dari TPS KAMISAMA.
Warga menilai pengelolaan sampah oleh pihak swasta yang diberi tanggung jawab di TPS KAMISAMA tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ketiadaan sistem kerja yang jelas dan tidak adanya pemilahan atau pengolahan sampah yang efektif menjadikan tempat tersebut hanya sebagai lokasi penumpukan, bukan pengelolaan.
Yang menjadi sorotan utama, Dinas Lingkungan Hidup setempat dinilai tidak tegas dan terkesan membiarkan persoalan ini berlarut-larut. Selama ini, Dinas memberikan keleluasaan kepada pengelola tanpa ada tindakan tegas, apalagi monitoring dan evaluasi yang transparan kepada publik.
“Kalau dibiarkan terus, ini bisa jadi bom waktu. Bukan hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga mengancam kesehatan,” tambah Kosim
Masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengevaluasi program KAMISAMA secara menyeluruh. Langkah tegas dan terukur harus diambil agar pengelolaan sampah kembali pada jalurnya dan tidak menambah beban warga.
Kegagalan program ini menjadi pelajaran penting bahwa sebuah inisiatif lingkungan tidak cukup hanya dengan konsep, tetapi juga membutuhkan pengawasan, keseriusan, dan partisipasi aktif semua pihak untuk menjadikannya berhasil. (Tito)